Anak yang mengalami separation anxiety bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan kimiawi di otak yang terjadi ketika anak mengalami stress di bulan-bulan awal kehidupan anak saat perkembangan otak sedang terjadi dengan pesat.
Kurangnya perhatian orang tua dapat memicu stress anak tanpa anak dapat meregulasi hal ini, menyebabkan gangguan dalam perkembangan otak anak. Anak yang mengalami separation anxiety butuh bermain dan pengalaman positif dalam hubungan dengan seseorang yang dapat membantu proses anak memperbaiki hal yang telah terjadi sebagai penyebab separation anxiety.
Terapis bermain (play therapist) dilatih untuk dapat membantu anak dengan:
1. Menyediakan tempat yang aman di mana anak dapat melakukan eksplorasi emosi, pikiran dan kepercayaannya.
2. Mendampingi anak saat bermain di mana terapis bermain terlibat dalam hubungan-hubungan yang telah terjadi dengan anak.
3. Hubungan sebagai cara memahami hubungan anak dengan attachment figures dan hubungan yang mendorong anak mengekspresikan hal yang membangun dan harapan-harapan.
4. Bermain Bersama anak, terapis bermain memberikan kesempatan untuk anak bereksperimen dengan ide-ide yang dipikirkan tentang dirinya terkait dengan hubungan dengan orangtuanya.
5. Anak reassess apa yang dimengerti selama ini tentang hubungan yang tidak sepenuhnya akurat dan mulai memikirkan hal yang lebih membangun dalam hubungan yang telah dialami selama ini.
6. Menjadi “Ibu” yang menyediakan rasa aman di mana anak dapat eksplorasi dunia ini.
Anak dengan separation anxiety perlu mendapatkan intervensi sedini mungkin dengan menunjukkan empati dan dukungan.
Pendekatan terapi bermain dapat menumbuhkan kesadaran diri yang positif, membangun resiliensi dan kekuatan untuk mengatasi konflik dalam diri anak di alam bawah sadar. Tentunya selain dengan terapi bermain dukungan dari keluarga sangat diperlukan.