Sungguh miris bila kita mendengar meningkatnya kasus bunuh diri yang terjadi di negara kita. Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI drg R Vensya Sitohang M Epid menyebut catatan kasus bunuh diri di tahun kemarin, 2022, menyentuh 826 orang. Angka ini meningkat 6,37 persen dibandingkan 2018 yakni 772 kasus mengutip data dari artikel detik.com. Kita tidak bisa diam saja melihat kenyataan ini. Kita perlu menunjukkan kepedulian kita terhadap Kesehatan emosi mental anak sejak dini.
Kesehatan emosi mental anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan sejak dini. Kita bisa katakan emosi mental anak sehat, yaitu ketika anak menghadapi tantangan dalam kehidupan, anak merasa aman, diterima dan dihargai. Anak juga mendapatkan dukungan dari orang tua, keluarga terdekat dan teman yang dapat dipercaya. Anak dapat menghadapi stress dengan lebih baik. Anak dapat meregulasi emosi dengan baik. Anak bisa terbuka ketika berhadapan dengan masalah. Anak dapat mengekspresikan emosinya dengan aman. Anak dapat mengembangkan potensi diri dan kekuatannya.
Kita bisa melakukan sesuatu untuk mencegah bunuh diri terjadi bila kita mengetahui dan memahami pikiran dan perasaan anak dengan baik. Ketika anak merasa tertekan. Anak perlu diberikan kesempatan untuk bercerita apa yang mereka rasakan tanpa takut dihakimi. Bermain juga penting untuk mendukung kesehatan mental anak usia dini. Saat bermain anak belajar memahami dunia nyata lebih baik, mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya, sebagai bagian penting dari kesehatan mental anak. Anak belajar mendapatkan solusi dari masalah, belajar menahan diri, belajar berinteraksi dengan anak lain, dan mengembangkan kreativitasnya. Bermain juga merupakan aktivitas menyenangkan yang dapat membuat anak merasa bahagia.
Sumber: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6979625/ri-darurat-kesehatan-mental-kemenkes-ungkap-kasus-bunuh-diri-naik-terus.
